Hari Rabu 4 Januari 2017 lalu, saya menemani ibunda tercinta berobat ke RSUD Pasar Minggu (Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu). Huft, hari yang panjang, 5 jam waktu yang dibutuhkan dari proses pendaftaran sampai menerima obat.
Sebenarnya ibu ingin dirujuk ke RS Fatmawati.
Lebih karena catatan medis untuk penyakit yang lama ada di RS Fatmawati. Harapannya tentu saja agar penyakit ibu cepat terobati.
Tetapi dari keterangan dokter Puskesmas ternyata hanya bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan berikutnya, yaitu RSUD Pasar Minggu, bila tidak tertangani baru dirujuk ke RS Fatmawati
Baca juga:
Kok Azka Lengket Banget Dengan Ayahnya?
Sekilas Tentang RSUD Pasar Minggu
RSUD Pasar Minggu adalah salah satu rumah sakit kategori B milik Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta, yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Alamatnya ada di Jalan TB Simatupang No. 1, Ragunan, Pasar Minggu, Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540, Indonesia.
O iya, untuk yang perlu berobat atau rawat inap di RSUD Pasar Minggu, disarankan untuk membawa bekal makanan/minuman sendiri yah.
Karena kami tidak menemukan adanya kantin atau penjual makanan/minuman di area rumah sakit ini. Kebayang dong bila harus antri berjam-jam dan kita tiba-tiba lapar atau haus?
Hanya ada food truck KFC di dekat lobby utama rumah sakit. Dan penjual makanan/minuman di sekitar halte RSUD Pasar Minggu, yang lumayan jauh jaraknya.
Proses Pendaftaran
Saat kami tiba di rumah sakit, waktu sudah menunjukkan pukul 11.15, alhamdulillah pendaftaran pasien baru masih di buka. Untuk peserta BPJS jangan lupa untuk melampirkan surat rujukan dari Puskesmas, foto copy KTP dan kartu BPJS.
Proses pendaftaran tergolong cepat, atau karena sudah siang yah?
Tidak sampai 10 menit kami sudah mendapat nomor antrian untuk dokter spesialis paru. Oh ya, nomor antriannya jangan sampai hilang yah, karena nanti digunakan untuk mengambil obat di apotik.
Antrian di Specialis Paru
Setelah mendapatkan nomor antrian, kami diarahkan untuk menuju ke lantai 2. Rupanya lantai 2 RSUD Pasar Minggu ini merupakan tempat para dokter berpraktek, berdasarkan spesialisnya masing-masing.
Sebelum kita ke dokter/poli tujuan, pasien akan dicek berat dan tekanan darahnya oleh suster/perawat untuk melengkapi data pasien.
Dan antrian pun dimulai. 🙂
Di Poli Paru sendiri ada tiga dokter spesialis yang bertugas. Walau begitu karena banyaknya pasien antrian berjalan lambat sekali.
Mungkin karena jam makan siang juga.
Jadi dokter yang bertugas pun bergantian. Ibu dipanggil untuk masuk ruang periksa sekitar pukul 14.20, kurang lebih setelah 3 jam mengantri
Dokternya bersahabat. Dan tidak menulis resep.
Kok tidak?
Iya, dokternya hanya mengetikkan resep, karena RSUD ini sudah modern. Jadi resep yang ditulis eh ketik akan otomatis tercetak di apotik.
Antrian di Apotik
Kelar berobat di poli paru, saya minta ibu untuk pulang terlebih dahulu dijemput oleh istriku. Selain belum makan siang, saya takut antrian di apotiknya lebih lama dibanding ketika berobat tadi.
Apotiknya RSUD Pasar Minggu terletak di lantai 1, di sebelah pendaftaran baru peserta BPJS. Kita tidak perlu bertanya pada petugas apotik, karena di depan loket apotik ada komputer yang dilengkapi scanner barcode untuk mengecek status dari resep kita.
Ingat dengan tiket yang pertama kali diberikan pada loket pendaftaran? Tiket tersebut tinggal discan pada alat scanner barcode yang ada di komputer di depan apotik.
Di layar komputer akan tampil nama pasien dan status resepnya, apakah sudah disiapkan atau belum oleh petugas di apotik.
Akhirnya, sekitar pukul 17.00 nama ibuku pun dipanggil, akhirnya.
Huft…. hari yang panjang….
Overall pelayanan hari ini baik, antrian yang panjang lebih disebabkan karena banyaknya pasien yang berobat. Terutama pasien rujukan dari puskesmas-puskesmas tingkat kecamatan.
Maaf tidak ada gambar dari RSUD Pasar Minggunya, karena ada banyak larangan untuk mengambil gambar di dalam rumah sakitnya. 🙂