Belajar Moto Makanan (Food Photography)

Belajar Moto Makanan (Food Photography) 2

Ini salah satu keuntungan gabung dengan komunitas photography seperti Lensa Nuswantara. Selalu ada kesempatan untuk belajar tentang photography

Entah lewat hunting bareng atau sekedar berbagi ilmu di room chat.

Belajar dengan yang lebih dahulu tahu.

Belajar Moto Makanan (Food Photography) 3

Tapi bukan tahu bulat dadakan yah. 😀

Dengan ikut kegiatan mereka ketika sedang memotret, banyak hal yang dapat saya pelajari. Seperti kali ini ketika komunitas Lensa Nuswantara membuat foto makanan.

Ternyata food photography tidak semudah yang saya bayangkan. Banyak yang harus dipikirkan sebelum melakukan pemotretan agar photo yang dihasilkan bagus dan menarik bagi yang melihatnya.

Temukan Kamera dan Lensa Yang Cocok Denganmu Disini, Yuk!


Tips Food Photography

Berikut ini beberapa tips yang saya dapatkan selama proses pengambilan photo. Walau ada sedikit yang terlupa, maklum lupa dicatat.

Baca Juga : Berkenalan Dengan Toys Photography

Tonjolkan Heronya

Kalau saran dari mak Adhe Amir @mamakarib, kita harus bisa menunjulkan Hero dari makanan yang kita potret. Hero?

Hero atau focal point atau bagian terpenting dari photo yang akan kita buat. Kita dapat menempatkan bahan-bahan makanan atau properti yang berhubungan dengan foca pointnya.

Menempatkan sedikit bahan makanan atau properti sebagai foreground atau background akan membuat photonya dapat bercerita lebih. Dikit saja, kalau terlalu banyak kan terlihat kacau dan berantakan.

Foto Saat Makanan/Minuman Masih Segar

Beberapa masakan akan berubah warnanya ketika masakannya sudah tidak fresh from the oven, atau baru saja disajikan. Seperti sayuran dan buah-buahan yang akan mulai terlihat kering, layu dan tidak segar. Minuman dingin yang mulai meleleh esnya, es krim yang meleleh dan lain-lain.

Akibatnya hasil fotonya akan menjadi kurang menarik.

Pencahayaan Natural

Untuk pemula seperti saya, saran yang diberikan oleh teman-temanku adalah bersahabat dengan pencahayaan natural. Alias cahaya matahari. Sumber cahaya natural di rumah yang paling mudah di dapat adalah jendela yang ada cahaya matahari masuk.

Kalau pakai pencahayaan artificial akan banyak peralatan yang harus kita miliki dan waktu untuk mempelajari cara mengoperasikannya.

Bener juga yah…

Dengan pencahayaan natural, paling kita hanya butuh diffuser atau reflector untuk memanipulasi cahaya.

Memilih Angle Foto

Belajar Moto Makanan (Food Photography) 4
Mencoba berbagai angle photo

Kita harus tahu angle yang bagus untuk makanan atau minuman yang akan kita potret. Misalnya ketika sedang mengambil gambar Pizza, lebih bagus bila diambil dari atas atau flatlay.

Kenapa?

Karena topping yang ada di atas pizza akan terlihat lebih jelas dan detail.

Berbeda ketika kita akan mengambil photo burger, ice cream, es cendol, lebih bagus bila menggunakan table level angle. Jadi kelihatan detail isi dari burgernya.

Tapi kebanyakan makanan dapat diphoto dari sudut pengambilan gambar 45 derajat. Jangan ragu untuk mengambil gambar dari banyak angle. Jadi kita bisa melihat dari angle mana yang terbaik.

Gunakan Tripod

Belajar Moto Makanan (Food Photography) 5
Penggunaan tripod ketika food photography

Kok perlu tripod?

Kan yang difoto juga nggak bergerak.

Iya. Tapi ketika kita ingin moto makanan dengan tambahan aksi dari model, kita butuh tripod agar stabil dalam pengambilan photonya.

Misalnya, ketika kita ingin mengambil gambar tetesan susu atau ketika sang model menuang minuman, menuangkan coklat ke donat dan lain-lainnya. Dan tentu saja tripod akan sangat berguna bila modelnya adalah kita sendiri. 😀

Atau ketika kita lagi mengambil photo dalam kondisi low light. Kita dapat menggunakan kecepatan rana (shutter speed) yang sangat rendah, bahkan serendah 1 detik penuh, dan masih dapat mengambil foto yang tajam.

Satu lagi kelebihan ketika menggunakan tripod. kita dapat mengulangi pengambilan photo dengan angle yang sama. Lah buat apa?

Misalnya bila kita ingin membandingkan hasil photo dari pengambilan gambar dengan angle yang sama tapi aperture yang berbeda.

Pilih Background Yang Tepat

Pilih latar belakang berwarna netral yang akan memperkuat hero/focal point. Background juga membantu kita untuk membuat mood dari sebuah photo.

Pemilihan background yang tepat akan membuat hasil photo kita benar-benar mencuri perhatian. Bila kita memilih warna background yang penuh warna, akibatnya perhatian yang melihat photo kita akan tertuju pada background atau properti tersebut.

Kalah deh heronya.

Komposisi

Komposisi yang bagus dapat merubah photo yang biasa-biasa saja menjadi photo yang bagus sekali.

Pada food photography komposisi yang bagus bertujuan untuk menarik mata yang melihat pada makanan yang menjadi focal point atau heronya. Atau untuk bercerita melalui photo yang kita buat.

Kita bisa menggunakan komposisi leading line dengan berbagai macam properti yang mengarahkan mata yang melihat photo kita langsung tertuju pada hero/focal point kita. Atau bisa juga dengan mengatur layer pada photo kita.

Gunakan Mode Manual

Penggunaan mode manual pada kamera yang kita gunakan akan memberikan keleluasaan bagi kita untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan.

Jika ingin mendapatkan gambar yang shallow depth of field alias bokeh, kita dapat menggunakan aperture yang rendah. Atau ketika dalam kondisi low light, kita bisa atur shutter speed, aperture ataupun ISO yang kita gunakan.

Jadi kita harus menguasai fundamental dalam photography yaitu shutter speed, aperture dan ISO. Caranya dengan practice, practice, practice kalau kata teman-teman di Lensa Nuswantara.

Ini yang harus saya lakukan terlebih dahulu, berlatih mencet tombol shutter yang banyak.

Less is More (Terkadang)

Bingung nerjemahinnya ke bahasa Indonesia. Kurangi adalah lebih? 🙂 Mungkin lebih tepat sederhana?

Biasanya sih mereka yang bergelut dengan minimalis photography yang menggunakan mantra ini.

Terkadang menggunakan negative space bisa memberikan photo yang bagus. Dibandingkan bila memasukkan berbagai macam properti atau bahan makanan ke dalam satu frame.

Banyaknya properti yang dimasukkan ke dalam frame photo kita akan membuat hasil photo kita nampak kacau. Akibatnya yang melihat jadi bingung mana focal point dari photo kita.

Masukkan properti yang benar-benar ada hubungannya dengan hero/main dish/focal point/subject photo kita.

Kesimpulan

Food Photography ternyata gampang-gampang susah, setidaknya buat saya yang baru kenal dengan photography Selain harus mengenal berbagai macam teknik photography, lightning, kita juga harus bisa menjadi food stylish (penata makanan) yang baik.

Perlu latihan terus nih, terutama kalau untuk moto makanan yang tidak direncanakan. Seperti Ketika kita lagi jalan-jalan atau makan di restoran atau cafe. Yang pasti sih harus bisa memanfaatkan jeda waktu yang ada.

Apalagi kalau perut udah keroncongan, biasanya hasil akhirnya cuma photo piring kosong bekas makan. Nah ini tips terakhir, makan dulu yang kenyang sebelum mulai moto. Biar nggak tergoda dengan makanan yang kita photo. 😀

Tinggalkan Balasan

*