
Seringkali kita lebih sering mengeluh atas apa yang kita dapat saat ini. Kurang banyak, kurang sukses, dan kurang – kurang yang lainnya. Lebih banyak melihat kurangnya daripada kelebihan yang kita punya.
Sampai suatu saat Allah Subhana wa Ta’ala mengirimkan “malaikat” nya untuk menegur kita.
Teguran halus dari-Nya agar selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan olehnya daripada mengeluh. Tapi memang sih manusia itu tempatnya berkeluh kesah.
Ini jelas sekali disebutkan Allah Subhana wa Ta’ala dalam firman-Nya berikut ini
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij; 19-21)
Nah, kali ini malaikat itu adalah seorang tuna netra yang berjualan krupuk Palembang keliling.
Ada apa dengan si penjual kerupuk?
Mungkin ceritanya akan berbeda jika si penjual adalah orang yang normal, tidak memiliki kekurangan. Tapi ia adalah seorang penyandang tuna netra, dengan keterbatasannya untuk melihat dunia. Ia berkeliling menjajakan dagangannya.
Penjual kerupuk ini seringkali lewat di depan rumah kami di kawasan Cipedak, Jagakarsa. Seringkali pula lewatnya sudah cukup larut malam. Masya Allah….
Dengan segala keterbatasannya, ia berkeliling menjajakan krupuk palembang, lelah jelas tergambar dari raut mukanya.
Ya Allah, untuk ia yang kurang dalam panca indranya, ia tetap giat menjemput rezeki-Mu sampai larut malam begini, di mana saya telah mulai beristirahat. Dengan segala keterbatasannya tiada ia berputus asa sehingga menjadi peminta-minta di pinggir jalan.
“Malu, lebih halal seperti ini pak,” jawabnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Baca juga: Doa Ketika di Lilit Hutang
Melihat bapak penjual ini berjualan, terkadang membuat saya malas untuk memberi uang kepada peminta-minta yang masih muda, segar bugar.
Kenapa?
Ya iyalah, bandingkan dengan bapak yang tuna netra, terbatas gerak-geriknya, berjalan berkilo-kilometer, menjajakan kerupuk, percaya saja ketika di beri uang, iya kalau uangnya lebih, kalau kurang?
Ya Rabb, ampuni hamba yang kurang mensyukuri nikmat yang telah hamba terima sampai saat ini.
Robbi auzi’nii an asykuro ni’matakalattii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala soolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii ‘ibadikash soolihiin.
(Quran Surat Al-Naml: 19)
Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.
(Quran Surat Al-Naml: 19).
Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan bagi kita semua. Mari kita belajar untuk lebih bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Jangan hanya fokus pada kekurangan, tapi lihatlah juga kelebihan yang ada pada diri kita.
Ingatlah, di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Dan di balik setiap kekurangan pasti ada kelebihan.