“Bapak kena diabetes.” kata dokter yang memeriksaku.
Deg. Innalillahi wa innailaihi rojiun.
“Gula darah bapak 545.” tambahnya lagi.
Rasa takut mulai menjalar. Apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena saya tahu, diabetes sering juga disebut ibu dari segala penyakit.
Mendengar diagnosis penyakit yang aku derita, diabetes tipe 2 ibarat badai yang menerjang ketenangan hidup. Bagai tersambar petir di siang bolong, pikiran pun langsung diliputi kecemasan dan ketakutan.
Berbagai komplikasi penyakit yang mengerikan terbayang di kepala, menimbulkan kekhawatiran yang tak terkira.
Wajarlah jika diagnosis ini memicu overthinking. Siapa yang tidak terkejut dan sedih mendengar berita yang begitu mengejutkan? Diabetes tipe 2 bukan hanya tentang perubahan gaya hidup, tapi juga tentang bayang-bayang komplikasi yang mungkin terjadi di masa depan.
Ketika di dokter umum hanya dilakukan pengecekan menggunakan alat cek gula darah/glukometer, itu loh yang hanya diambil darahnya sedikit di ujung jari dan hasilnya langsung dapat dilihat saat itu juga lewat layar di alatnya.
Kondisi | Kadar Gula Darah Puasa (mg/dL) | Kadar Gula Darah 2 Jam Postprandial (mg/dL) | Tes HbA1c (%) | |
Normal | < 100 | < 140 | < 5.7 | |
Prediabetes | 100 – 125 | 140 – 199 | 5.7 – 6.4 | |
Diabetes | ≥ 126 | ≥ 200 | ≥ 6.5 |
Beberapa hari setelah ketemu dokter dan dengan rasa penasaran, saya pun melakukan tes kadar gula darah sewaktu di laboratorium dekat rumah. Kalau di lab, darah diambil dari lengan dan agak banyak. Kurang lebih satu tabung.
Hasilnya juga harus menunggu analisa dari pihak laboratorium. Dan hasilnya ternyata tetap di atas 200 mg/dL, so fix saya terkena diabetes. 🙁
Sebenarnya ada satu test lagi bila ingin lebih yakin, yaitu tes HbA1c. Tes ini akan memeriksa kadar gula darah rata-rata selama dua atau tiga bulan terakhir. Namun biayanya lebih mahal daripada biaya tes gula darah biasanya.
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak lagi bisa menggunakan gula darah (glukosa) secara efektif. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, dan hormon insulin berperan penting dalam memasukkan glukosa ke dalam sel.
Ungkapan “diabetes adalah ibu dari segala penyakit” memang bukan tanpa alasan. Meskipun diabetes bukan satu-satunya penyebab berbagai penyakit, kondisi gula darah tinggi yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi serius, bagaikan membuka gerbang menuju berbagai penyakit.
Mengapa diabetes dapat memicu berbagai penyakit?
Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh. Kerusakan ini dapat memicu berbagai komplikasi, antara lain:
- Penyakit jantung dan stroke: Kadar gula darah tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan serangan jantung atau stroke.
- Penyakit ginjal: Diabetes adalah penyebab utama penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease). Kerusakan ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal , yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
- Kerusakan saraf (neuropati): Neuropati dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti mati rasa, kesemutan, nyeri, dan masalah pencernaan.
- Kerusakan mata (retinopati): Retinopati dapat menyebabkan kebutaan.
- Gangguan kaki: Kerusakan saraf dan pembuluh darah di kaki dapat meningkatkan risiko bisul, infeksi, dan bahkan amputasi.
Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah Subhana wa Ta’ala.