“Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan itu terbatas. Imajinasi merangkul dunia, mendorong kemajuan, melahirkan penemuan, dan meningkatkan kemungkinan apa yang mungkin.”
Albert Einstein
Senangnya melihat dan memperhatikan buah hati kami ketika ia sedang bermain.
Imajinasi dan kreatifitas anak kami bermain dengan bebasnya.
Azka menjelajahi dunianya dengan penuh kebebasan, bagaikan penjelajah yang tak kenal lelah. Segala hal di sekitarnya menjadi arena petualangannya yang seru dan penuh keajaiban.
Mainan yang bagi orang dewasa mungkin biasa saja, di tangan Azka menjelma menjadi teman-teman imajiner yang menarik dan tak tergantikan.
Imajinasi dan Kreatifitas Anak
Berimajinasi dan kreatifitas sepertinya tidak terpisahkan. Imajinasi adalah dasar dari proses kreatif. Imajinasi dapat saja lahir dari proses meniru, baik dari tayangan yang ditontonnya atau dari dongeng/cerita yang didengarnya.
Imajinasi Azka bagaikan sebuah kotak ajaib, mampu menghasilkan ide-ide murni dan orisinal yang terkadang membuat kami sebagai orang tua tercengang. Kemampuannya ini bukan sekadar khayalan, melainkan bukti nyata dari aktivitas otak kanannya yang aktif, yang berperan penting dalam kecerdasannya.
Barang-barang biasa yang ada di sekitarnya akan di jadikan mainan menarik olehnya.
Seperti gambar di samping ini. Dengan berbekal kursi untuk boncengan motor matic dan helm, ia mengatakan sedang naik mobil balap. 🙂
Padahal ia punya mobil-mobilan besar yang dapat di dorong dan di naiki olehnya.
Atau ketika ayahnya membawa pulang banyak kardus putih bekas kamera penghitung pengunjung.
Dengan celotehnya yg masih cadel ia menanyakan kepada ayahnya, “Ayah boleh pinjam? “
“Buat apa mas Azka? ” tanya ayahnya
“Buat mainan… ” jawabnya
Dalam sekejap kardus-kardus itu sudah berubah jadi gedung pencakar langit, kereta-keretaan, pemadam kebakaran dan gedungnya dan permainan lainnya.
Dan seperti biasa, rumah pun menjadi sangat berantakan dengan segala mainannya. Itulah proses kreatifnya Azka. 😀
Menumbuhkan Imajinasi Anak
Imajinasi memang menumbuhkan proses kreatif atau merangsang sisi kreatifitas anak. Karenanya kami tidak pernah melarang imajinasi dan kreatifnya Azka, selama itu tidak membahayakan.
Seperti ketika ia mencari gunting untuk “membuat mainan” versi Azka, ya jelas tidak kami beri.
Bahaya!
Alhamdulillah ayahnya sering kali menemani Azka bermain dengan imajinasinya. Entah itu berpura-pura jadi pemadam kebakaran, polisi, pembalap ketika bermain hotwheels.
Bermain peran dengan menciptakan situasi dan dialog yang imajinatif akan membantu anak berkreasi dan mengekspresikan dirinya dengan bebas. Dan ayahnya seringkali hanya mengikuti apa imajinasi batita kami. Kalau melihat mereka berdua sedang bermain, seperti ada dua anak kecil di rumah kami.
Terkadang, kami hanya duduk dan menjadi pendengar yang antusias saat Azka mulai menceritakan imajinasinya yang tak terbatas, atau berbagi kisahnya tentang acara yang baru saja ditontonnya. Kegembiraannya dalam bercerita bagaikan magnet yang menarik perhatian kami, membuat kami terpana dengan setiap kata yang dia ucapkan.
Gairahnya dalam menenun cerita dengan penuh kreativitas ini mencerminkan rasa ingin tahu dan sifatnya yang selalu ingin tahu.
Si kecil Azka suka sekali bercerita apa yang dia tahu. Mirip siapa yah? Hahaha.
Imajinasi anak berkembang seiring waktu. Bersabarlah dan hindari mengkritik ide-ide anak. Kita sebagai orangtua bisa membantu menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana anak merasa nyaman untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut dihakimi.
Imajinasi adalah anugerah bagi anak-anak, memungkinkan mereka menjelajahi dunia tanpa batas, menciptakan petualangan fantastis, dan menuangkan ide-ide kreatif. Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam menumbuhkan imajinasi anak, membuka gerbang kreativitas yang akan mengantarkan mereka menuju masa depan yang penuh dengan kemungkinan.
Bermain dan berimajinasi bersama anak adalah cara yang menyenangkan untuk menjalin kedekatan dan membangun kenangan indah. Jadilah kreatif, tawa bersama, dan nikmati momen-momen spesial ini.
Terkadang kami iri, karena Azka masih dapat bebas mengeksplorasi dan berpetualang dalam imajinasinya. Tanpa ada rasa takut untuk salah.
Sedangkan saya sebagai orang dewasa terkadang seakan kehilangan ide, atau kehilangan keberanian untuk mewujudkan ide-ide yang berseliweran. Ketakutan akan berbuat salah itu mungkin yang menyebabkan kreatifitasku mati.
Menumbuhkan imajinasi anak adalah investasi berharga untuk masa depan mereka. Dengan membuka gerbang kreativitas, kita membantu mereka untuk menjadi pemikir yang inovatif, pemecah masalah yang kreatif, dan individu yang penuh dengan rasa ingin tahu dan semangat untuk terus belajar.
Semoga kami tidak mengekang kebebasan Azka untuk berimajinasi dan berkreatifitas.
Selama masih aman dan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.