
Ojek online, seperti udara, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mau oranye atau hijau, dari antar barang sampai beli makanan, semua bisa “di-ojekin”.
Bahkan, toko online pun menjadikan ojek online sebagai pilihan pengiriman, demi memanjakan pelanggan yang ingin serba cepat.
Tapi, di balik kemudahan itu, ada sedikit keresahan yang seringkali menghantui. Seperti halnya mendengarkan lagu kesayangan di radio, tapi tiba-tiba ada suara kresek-kresek yang mengganggu. Bagaimana jika dapat ojek online dengan motor tua, atau kurang terawat?
Takutnya, mogok di tengah jalan. Dan itu bukan sekadar ketakutan tanpa alasan. Berkali-kali, saya melihat armada ojek online mogok, bukan karena ban bocor, tapi karena mesin mati.
Padahal, ada syarat dari operator ojek online tentang umur kendaraan. Tapi, di lapangan, banyak juga motor yang sudah uzur. Seperti halnya aturan-aturan yang seringkali dilanggar, ada celah yang selalu ditemukan. Saya sendiri sih tidak masalah dengan motor tua. Toh, Smash di rumah juga sudah 12 tahun menemani.
Mogok Juga Motor Bapak Ojek Online nya
Dan akhirnya, kejadian itu menimpa saya. Ojek online yang saya tumpangi mogok! Sebenarnya, firasat saya sudah tidak enak sejak awal. Motor yang datang tidak sesuai dengan aplikasi, dan kondisinya pun sudah memprihatinkan. Seperti halnya bertemu dengan orang yang tidak kita kenal, ada perasaan aneh yang sulit dijelaskan.
Tapi, ya sudahlah, pikir saya.
Belum 500 meter berjalan, motor itu mulai batuk-batuk, seperti kehabisan bensin. Mesinnya mati, lalu hidup lagi dengan suara yang tidak karuan. Beberapa kali seperti itu, hingga akhirnya motor itu benar-benar menyerah.
Hanya suara mesin yang batuk-batuk yang terdengar, seperti suara hati yang sedang terluka.
Baca Juga : Ketika Harus Memilih, Kisah Ojek Online
Terpaksa, saya harus mencari ojek online lain. Meski mogok dan jaraknya belum jauh, saya tetap membayar ongkosnya, meski tidak penuh. Dan, tentu saja, bintang lima tetap saya berikan. Bukan karena kasihan, tapi karena menghargai jerih payah si bapak.
Apalagi, beliau sudah cukup berumur, seperti halnya orang tua yang tetap berjuang di tengah keterbatasan.
Mungkin, salah satu hal yang perlu diperbaiki oleh pengelola transportasi ini adalah perawatan armada. Karena, semua motor itu adalah milik pribadi para mitra. Mungkin, ada baiknya jika operator ojek online membuat aplikasi khusus untuk perawatan kendaraan.
Seperti halnya aplikasi musik yang selalu mengingatkan kita untuk mendengarkan lagu favorit, aplikasi ini bisa mengingatkan para mitra untuk merawat kendaraannya.
Coba bayangkan, jika seorang mitra menempuh 100 km sehari, setidaknya ia harus servis motor sebulan sekali. Atau sebulan setengah, tergantung jenis motor dan oli yang digunakan. Mungkin, ada juga yang menempuh jarak lebih dari itu, seperti halnya musisi yang terus berkarya tanpa mengenal lelah.
Operator bisa bekerja sama dengan bengkel-bengkel tertentu, agar perawatan motor mitra bisa terpantau. Mungkin juga, ada program servis besar secara berkala. Ah, saya jadi melantur, seperti halnya pikiran yang terus mengembara tanpa batas.
Tapi, apakah saya kapok naik ojek online? Tentu tidak. Dulu, naik angkot pun sering dioper-oper, tapi saya tetap naik angkot. Karena, hidup adalah tentang pilihan, dan setiap pilihan pasti ada risikonya. Seperti halnya memilih lagu favorit, kadang kita harus menerima suara kresek-kresek yang mengganggu, tapi tetap menikmati nadanya yang indah.