Ketika Motor Pak Ojek Online Mogok

Ketika Motor Pak Ojek Online Mogok 2

Ojek Online? Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan armada ojek online sangat membantu aktifitasku sehari-hari. Mau yang oranye atau yang hijau, dari yang antar barang sampai beli makanan.

Pokoke di ojekin aja. 🙂

Bahkan beberapa toko online memasukkan ojek online sebagai pilihan jasa pengiriman barangnya. Yang tentu saja menjadi pilihan bagi customer yang ingin pesanannya cepat sampai.

Ketika Motor Pak Ojek Online Mogok 3

Salah satu kekhawatiranku ketika menggunakan ojek sebagai sarana transportasi, terkadang suka timbul rasa takut, kalau dapat ojek online yang kendaraannya sudah tua, atau kurang terawat. Takutnya mogok di tengah perjalanan.

Sebab bukan sekali atau dua kali, ketika dalam perjalanan mendapati armada ojek online yang mogok (bukan bocor ban yah), tapi itu bukan untuk motor tua saja, yang motor muda pun ada.

Padahal persyaratan dari beberapa operator ojek onlinenya sendiri umur kendaraannya maksimal lima tahun. Tapi kenyataannya banyak juga motornya sudah berusia lebih dari lima tahun. Buat saya pribadi sih gak ada masalah naik motor tua, toh Smash yang di rumah juga tergolong motor tua. 🙂 Sudah 12 tahun umurnya.

Mogok Juga Motor Bapak Ojek Online nya

Akhirnya kejadian juga, ojek online yang saya tumpangi mogok. 🙂 Sebenarnya perasaanku sudah gak enak, apalagi ketika motor yang datang tidak sesuai dengan yang tercantum di aplikasi. Dan motor itupun sudah tergolong cukup tua. Walau ini bukan kejadian pertama juga sih, baik ketika naik yang berjaket oranye atau yang hijau.

Dan kalau di tanya kenapa motornya beda, jawabannya para driver biasanya agak seragam, “Motornya lagi di service pak.” Atau alasan lainnya.

Dan benar saja feeling itu, belum juga berjalan 500 meter, motornya sudah menunjukkan gejala seperti kehabisan bensin, mbrebet bet bet, lalu mati. Di coba starter, hidup tapi dengan suara gak mulus, masih mbrebet bet bet.

Beberapa kali kejadian tersebut terulang, sampai akhirnya motornya gak mau jalan sama sekali, hanya suara mesin yang masih mbrebet bet bet bet.

Terpaksa harus cari armada ojek online lainnya. Walau mogok dan jarak tempuhnya belum jauh, tetap kubayar walau tak penuh, dan bintangnya tetap 5. 🙂 Kok di bayar? Bukan karena kasian, lebih karena menghargai jerih payah si bapak. Yah, walau suka gak tegaan juga kalau ketemu driver yang sudah tua (padahal sudah sama-sama tua).

Salah satu hal yang perlu diperbaiki oleh pengelola transportasi ini adalah perawatan armada, yang semuanya adalah milik pribadi dari para mitra. Mungkin ada baiknya operator ojek online itu buat juga aplikasi buat perawatan kendaraan para mitranya.

Coba kita berhitung, bila dalam sehari saja si mitra muter-muter sampai 100 km, paling tidak motornya harus service rutin sebulan sekali, atau sebulan setengah. Itu juga tergantung dari jenis motor dan oli yang digunakan, biasanya service rutin motor setiap 3000 – 4000 km.

Mungkin saja ada driver yang jarak tempuh per harinya lebih dari 100 km, atau lebih sedikit.

Bisa saja sang operator bekerja sama dengan bengkel-bengkel tertentu, jadi bisa terpantau kapan si mitra melakukan service rutin, atau bahkan service besar. Eh, jadi ngelantur…

Terus apa kapok naik ojek online? Ya enggak juga, dulu ketika sering naik angkot dan di oper-oper sama supir angkotnya juga gak kapok-kapok. 😀

Tinggalkan Balasan

*