
Baru-baru ini saya didiagnosis diabetes tipe 2 oleh dokter. Sebuah kenyataan pahit yang tidak terduga, namun saya harus bisa menerimanya. Kini, saya memulai perjalanan baru dalam hidup dengan menjalani pengobatan diabetes.
Meskipun obat-obatan yang dikonsumsi tidak dapat menyembuhkan diabetes secara permanen, saya memahami bahwa pengobatan ini berperan penting dalam mengendalikan gula darah dan mencegah komplikasi serius.
Yups, obat-obatan yang dikonsumsi hanya dapat mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.
Meskipun obat-obatan yang saya konsumsi tidak dapat menyembuhkan diabetes secara permanen, saya memahami bahwa pengobatan ini berperan penting dalam mengendalikan gula darah dan mencegah komplikasi serius. Dengan doa memohon kesembuhan kepada Allah Subhana wa Ta’ala dan disiplin mengikuti anjuran dokter dan menjalani gaya hidup sehat, saya yakin dapat mengelola diabetes dengan baik dan tetap menjalani hidup yang berkualitas.
Apa Itu Diabetes Melitus?
Diabetes melitus, atau yang sering disebut penyakit gula darah tinggi, adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh mengalami gangguan dalam mengolah gula darah (glukosa).
Sedangkan insulin resistance, atau resistensi insulin, adalah kondisi di mana sel-sel tubuh kita tidak merespon insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.
Proses Normal pada orang sehat ketika tubuh menerima asupan makanan/minuman adalah :
- Tubuh memecah gula pada makanan menjadi glukosa: Setelah kita makan, tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa, sumber energi utama bagi sel.
- Glukosa masuk ke aliran darah: Glukosa kemudian memasuki aliran darah.
- Pankreas melepaskan insulin: Ketika kadar gula darah meningkat, pankreas melepaskan insulin.
- Insulin membuka pintu sel: Insulin bertindak seperti kunci yang membuka pintu sel, memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
- Kadar gula darah turun: Dengan glukosa yang masuk ke dalam sel, kadar gula darah dalam aliran darah pun turun kembali ke tingkat normal.
Masalah pada Insulin Resistance:
Pada kondisi insulin resistance, hal yang terjadi berbeda :
- Sel resisten terhadap insulin: Pintu sel, yang biasanya dibuka oleh insulin, menjadi kurang responsif atau “resisten” terhadap insulin.
- Glukosa menumpuk di darah: Akibatnya, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dengan mudah dan menumpuk di aliran darah.
- Pankreas memproduksi lebih banyak insulin: Pankreas berusaha mengkompensasi dengan memproduksi lebih banyak insulin.
Dampak Jangka Panjang dari Insulin Resitance adalah:
- Prediabetes: Pada awalnya, tubuh mungkin masih bisa memproduksi cukup insulin untuk mengatasi resistensi dan menjaga kadar gula darah dalam batas normal. Namun, ini bisa berujung ke prediabetes, yakni kondisi dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal tapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes.
- Diabetes tipe 2: Jika resistensi insulin terus berlanjut dan pankreas tidak lagi bisa memproduksi cukup insulin, maka hal ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Kondisi | Kadar Gula Darah Puasa (mg/dL) | Kadar Gula Darah 2 Jam Postprandial (mg/dL) | Tes HbA1c (%) | |
Normal | < 100 | < 140 | < 5.7 | |
Prediabetes | 100 – 125 | 140 – 199 | 5.7 – 6.4 | |
Diabetes | ≥ 126 | ≥ 200 | ≥ 6.5 |
Faktor Risiko/Penyebab Insulin Resistance:
- Obesitas: Kelebihan berat badan, terutama lemak visceral di sekitar perut, merupakan faktor risiko utama.
- Gaya hidup kurang gerak: Kurang aktivitas fisik dapat menurunkan sensitivitas sel terhadap insulin.
- Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 2 meningkatkan risiko.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS): Wanita dengan PCOS lebih berisiko mengalami resistensi insulin.
Cara Mencegah dan Mengatasi Insulin Resistance :
- Menjaga berat badan ideal: Menurunkan berat badan, terutama lemak visceral, dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
- Berolahraga secara teratur: Aktivitas fisik membantu sel menggunakan glukosa secara lebih efisien.
- Pola makan sehat: Mengurangi asupan gula dan karbohidrat olahan serta memperbanyak konsumsi serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
- Konsultasi dokter: Jika Anda memiliki faktor risiko atau mengalami gejala, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui langkah pencegahan atau penanganan yang tepat.
Jenis/Tipe Diabetes
Diabetes tipe 2:
Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Sedangkan insulin adalah hormon yang membantu gula darah (glukosa) masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi energi.
Pada diabetes tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin, tetapi sel-sel tubuh menjadi resisten terhadapnya (resistensi insulin). Akibatnya, gula darah menumpuk dalam darah dan tidak dapat digunakan oleh tubuh secara optimal.
Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum terjadi. Faktor risiko termasuk obesitas, kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga, dan usia.
Pengelolaan diabetes tipe 2 umumnya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga teratur, dan penurunan berat badan. Dalam beberapa kasus, obat-obatan atau insulin mungkin diperlukan.
Diabetes tipe 1:
Diabetes tipe 1 adalah kondisi kronis di mana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali.
Pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, tubuh kekurangan insulin dan gula darah menjadi terlalu tinggi.
Diabetes tipe 1 umumnya muncul pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
Diabetes gestasional:
Selama kehamilan, kondisi diabetes gestasional menyebabkan kadar gula darah ibu hamil menjadi tinggi. Kondisi ini umumnya muncul pada trimester kedua atau ketiga dan biasanya membaik setelah melahirkan.
Namun, wanita yang pernah mengalaminya memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan.
Gejala Diabetes
Gejala diabetes tipe 2 seringkali tidak jelas atau bahkan tidak muncul sama sekali, terutama pada tahap awal. Namun, beberapa gejala umum yang mungkin dialami meliputi:
- Sering buang air kecil: Terutama pada malam hari.
- Sering merasa haus.
- Sering merasa lapar, meskipun sudah makan.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kelelahan.
- Penglihatan kabur.
- Luka yang lambat sembuh.
- Kering dan gatal pada kulit.
- Sering infeksi saluran kemih.
Tidak semua orang dengan diabetes tipe 2 mengalami semua gejala ini. Beberapa orang mungkin hanya memiliki satu atau dua gejala, sementara yang lain mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.
Pengobatan Diabetes
Pengobatan diabetes tipe 2 bertujuan untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan pengobatan biasanya melibatkan kombinasi dari:
1. Perubahan Gaya Hidup
- Diet sehat: Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, kaya serat, dan rendah gula serta lemak jenuh.
- Olahraga teratur: Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menurunkan berat badan.
- Penurunan berat badan: Jika kelebihan berat badan, mengurangi berat badan dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah.
2. Obat-obatan
- Obat oral: Tersedia berbagai jenis obat oral untuk membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif atau mengurangi produksi glukosa oleh hati.
- Insulin: Dalam beberapa kasus, terutama jika perubahan gaya hidup dan obat oral tidak cukup efektif, insulin mungkin diperlukan.
3. Pemantauan Gula Darah
- Pengukuran rutin: Memantau kadar gula darah secara teratur membantu dalam mengatur pengobatan dan mencegah komplikasi.
4. Pendidikan Diabetes
- Pengetahuan tentang diabetes: Memahami penyakit ini penting untuk mengelola kondisi dengan baik.
Komplikasi Karena Diabetes
Komplikasi diabetes dapat terjadi jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik dalam jangka panjang. Terdapat dua jenis utama komplikasi:
Komplikasi Jangka Pendek
- Ketoasidosis diabetik (KAD): Kondisi serius yang terjadi ketika tubuh kekurangan insulin dan mulai memecah lemak untuk energi, menghasilkan keton yang bersifat asam.
- Hipoglikemia: Kadar gula darah yang sangat rendah, dapat menyebabkan kebingungan, gemetar, dan bahkan kehilangan kesadaran.
Komplikasi Jangka Panjang
- Penyakit jantung dan pembuluh darah: Termasuk serangan jantung dan stroke.
- Kerusakan ginjal (nefropati diabetik): Dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.
- Kerusakan saraf (neuropati diabetik): Menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada tangan dan kaki.
- Kerusakan mata (retinopati diabetik): Dapat menyebabkan kebutaan.
- Penyakit periodontal: Infeksi gusi yang parah.
- Impotensi pada pria dan disfungsi seksual pada wanita.
- Kaki diabetik: Luka pada kaki yang sulit sembuh dan dapat menyebabkan amputasi.
Demikian sedikit informasi yang saya kumpulkan agar lebih mengenal diabekes yang sedang saya derita. Semoga informasi ini bermanfaat.