
Seperti halnya senja yang tak pernah ingkar janji, Azka semakin antusias menyambut setiap latihan renangnya. Empat kali sudah ia dan sepupunya menari di air, berani menjejakkan kaki di kolam yang dulu terasa seperti samudra tak bertepi.
Dulu, kolam renang adalah tempat asing, seperti halaman buku yang belum terbaca. Ia lebih memilih bermain di tepian, di dangkalnya air, tempat rasa takut tenggelam bersembunyi. Namun, sejak mengenal Wellya Swimming Club, segalanya berubah. Seperti menemukan melodi yang pas, ia menemukan keberaniannya di sana.
Sepertinya ia sudah menemukan olahraga favoritnya saat ini. Belum tahu juga nantinya. Karena saat ini yang dibicarakan hanya renang saja. 😉
Awal Mula yang Penuh Keraguan
Sejak lama, aku ingin Azka menemukan pelabuhan bagi energinya yang meluap-luap. Bola, futsal, bahkan taekwondo sempat melintas di benaknya, seperti mimpi-mimpi yang berkejaran.
Namun, pandemi COVID-19 datang, seperti badai yang menunda pelayaran. Semua rencana tertahan, seperti lagu yang belum selesai dinyanyikan. Hingga suatu hari, di tengah ketidakpastian, Azka dan sepupunya, Faiz, menemukan keberanian untuk menyelam ke dalam air, mencoba latihan renang. Mungkin, di sana, di kedalaman air, mereka menemukan ketenangan, seperti menemukan bintang di tengah gelapnya malam.
Latihan Renang di Wellya Swimming Club

Dan akhirnya, di tahun 2022, mimpi itu bersemi. Keinginan untuk menari di antara riak air, untuk merasakan dinginnya kolam memeluk tubuh, terwujud sudah. Tentu saja, ia tak sendiri. Ada sepupunya, teman seperjalanan, yang menemaninya menembus batas ketakutan.
Awalnya, mereka hanya ingin melihat, mengintip dari tepi kolam, seperti mengintip masa depan yang belum pasti. Namun, begitu kaki menjejakkan lantai kolam, pikiran mereka berubah. Keinginan untuk ikut berenang, untuk merasakan sensasi air, mengalahkan rasa ragu.
Dasar anak-anak, pikirku. Seperti halnya mimpi, kadang kita hanya perlu melompat, tanpa tahu di mana kita akan mendarat.
Sabtu, 28 Mei 2022, menjadi saksi bisu awal petualangan mereka di Wellya Swimming Club, di Kolam Renang Tirta Cakti. Miss Tia, sang pelatih, menyambut mereka dengan senyum hangat, seperti mentari pagi yang menyinari embun. Dan saat itu juga, mereka mulai belajar, mengayunkan tangan dan kaki, mencari ritme di antara gelombang.
Setiap Sabtu, pukul 14.00, mereka kembali ke kolam itu, mencari ketenangan di antara riak air. Biaya pendaftaran, Rp. 50.000, dan biaya bulanan Rp. 180.000 untuk empat pertemuan, menjadi jembatan menuju mimpi itu.
Ada juga kelas privat, satu siswa satu pelatih, seperti lagu yang dinyanyikan khusus untuk satu hati. Di sana, di kolam itu, mereka belajar tentang keberanian, tentang bagaimana mimpi bisa diwujudkan, meski hanya dengan mengayunkan tangan dan kaki
Tentu biayanya berbeda yah.
Wellya Swimming Club
Instagram :
@wellya_swimmingclub
Kontak :
Thia : 089518801412, Dwi: 081284472542
Ketika Latihan Minggu Pertama
Minggu pertama di kolam renang, mereka diajak berkenalan dengan ‘bubbles’, teknik bernapas dasar yang katanya kunci untuk menguasai air. Azka dan Faiz, seperti dua anak kecil yang baru menemukan mainan baru, belajar mengatur napas di tepi kolam.
Pengulangan demi pengulangan, seperti mantra yang diucapkan berulang kali, membawa mereka menjauh dari tepi kolam. Latihan meluncur dan kaki dengan pelampung, seperti langkah pertama menuju petualangan yang lebih dalam.
Rasa takut?
Tentu saja, ia datang seperti bayangan yang mengikuti langkah. Miss Tia, dengan sabar, membimbing mereka melewati ketakutan itu, seperti seorang pemandu yang menemani pendaki gunung.
Rasa takut itu nyata, terutama di mata sepupu Azka. Azka sendiri mengakuinya, seperti mengakui rahasia yang selama ini disembunyikan.
Wajar saja, bukan?
Aku pun akan merasakan hal yang sama, jika tiba-tiba diminta menyelam ke kolam dalam tanpa tahu cara berenang. Latihan pertama ini, mungkin, bukan tentang menguasai teknik, tapi tentang menguasai diri sendiri, tentang bagaimana kita belajar untuk tidak tenggelam dalam ketakutan.
Setelah Latihan Minggu Ke Empat
Latihan Renang minggu ke lima
Minggu demi minggu berlalu, seperti halaman-halaman buku yang terus bertambah. Dan di setiap halaman itu, ada perubahan yang terlihat jelas. Azka dan Faiz, seperti anak-anak burung yang mulai berani mengepakkan sayap, semakin percaya diri berenang di kolam yang lebih dalam.
Mereka bahkan berani menyeberangi kolam 25 meter tanpa alat bantu, seperti menyeberangi sungai kehidupan, tentu saja tetap dalam pengawasan saya, sebagai nahkoda yang tak ingin mereka tersesat.
Semangat mereka tak pernah pudar, seperti api kecil yang terus menyala di tengah dinginnya air. Walau jadwal latihan dimulai jam 14.00, terkadang mereka berdua sudah mulai main di kolam renang selepas shalat dzuhur.
Seperti anak-anak yang tak sabar bertemu teman bermainnya, mereka mengulang-ulang apa yang sudah diajarkan oleh pelatihnya, mencari kesempurnaan di setiap gerakan.
Terkadang, mereka mempraktekkan apa yang mereka tonton di Youtube, seperti mencari inspirasi di antara pixel-pixel layar. Gaya renang yang sudah dipelajari sejauh ini baru gaya bebas, seperti langkah pertama dalam perjalanan panjang.
Mereka berdua masih mengalami kesulitan ketika harus mengambil nafas dengan cara memiringkan kepalanya, seperti mencari udara di tengah keramaian pikiran. Dan apa yang diajarkan minggu sebelumnya akan diulang kembali, seperti mengulang pelajaran cinta yang tak pernah usai.
“Practice makes better,” kata orang bijak. Dan hari Sabtu ini, total jarak latihan yang mereka tempuh adalah 30 x 50 meter = 1.500 meter. Jauh kan? Seperti perjalanan dari satu mimpi ke mimpi lain.
Latihan renang di Wellya Swimming Club terbukti efektif dan menyenangkan. Miss Tia, pelatih yang sabar dan kompeten, berhasil menumbuhkan rasa cinta pada renang di diri Azka dan Faiz, seperti menanam benih harapan di tanah yang subur. Dan sampai dengan saat ini, para krucil masih semangat mengikuti latihan renangnya, seperti anak-anak yang tak pernah lelah bermain.
Semangat terus Azka dan Faiz, seperti bintang yang tak pernah padam di langit malam
Lokasi Latihan, Kolam Renang Tirta Cakti
Kolam renang tempat latihan renang Azka terletak di dekat SMP Negeri 276, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tak jauh dari sana, Yonzikon 13, seperti penjaga yang setia, mengawasi dari kejauhan.
Di Kolam Renang Tirta Cakti ini, hanya ada dua kolam, seperti dua sisi kehidupan. Satu kolam besar, membentang 50 meter panjangnya, 25 meter lebarnya, dengan kedalaman yang bervariasi, mulai dari 1.35 meter – 3.00 meter, seperti lika-liku perjalanan. Satu lagi, kolam kecil untuk anak-anak, dengan kedalaman 50 cm, seperti mimpi yang masih dangkal.
Podium penonton berdiri di satu sisi, saksi bisu dari lomba-lomba yang pernah digelar. Mungkin, di sana, di antara tepuk tangan dan sorak sorai, ada mimpi yang terwujud. Kolam ini juga menjadi tempat para prajurit Yonzikon 13 mengasah diri, seperti pedang yang diasah agar tetap tajam.
Pintu kolam renang terbuka dari jam 7 pagi hingga 4.30 sore, seperti jendela waktu yang memberi kesempatan untuk menyegarkan diri. Di sekitar kolam, hanya ada dua kantin, tempat jajanan anak-anak berjejer, seperti kenangan masa kecil yang tak pernah pudar. Aneka minuman panas dan dingin tersedia, seperti pelarian dari dahaga.
Kamar mandi cowok, meski lumayan memadai, masih menyisakan cerita sedih. Sampah berserakan, seperti hati yang tak terawat. Manusia, kadang lupa untuk menjaga kebersihan, baik di luar maupun di dalam diri.
Harga Tiket Masuk Kolam Renang Tirta Cakti
Anak – Anak | Rp. 10.000 |
Dewasa | Rp. 15.000 |
Pengantar | Rp. 10.000 |