15 Tahun Setia dengan Suzuki Smash 110 SR (2005): Pengalaman, Kendala, dan Kenangan

15 Tahun Setia dengan Suzuki Smash 110 SR (2005): Pengalaman, Kendala, dan Kenangan 2

Selama 15 tahun, Suzuki Smash 110 CC atau yang lebih dikenal dengan Si Gesit Irit keluaran tahun 2005 menjadi teman setia saya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Motor ini menemani saya dari jalanan perkotaan yang macet hingga jalan desa yang berbatu.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, terutama saat kehujanan dan body yang mudah copot, Suzuki Smash 110 SR tetap menjadi motor yang hemat dan tangguh jika dirawat dengan baik. Di artikel ini, saya akan berbagi pengalaman panjang bersama motor legendaris ini.

15 Tahun Setia dengan Suzuki Smash 110 SR (2005): Pengalaman, Kendala, dan Kenangan 3

Awal Mempunyai Suzuki Smash 110 SR

Di tahun 2005, saat aspal jalanan masih akrab dengan deru motor bebek, aku meminang si Smash 110 CC ini. Maksudnya untuk mencari pengganti peran Honda Astrea Star tahun 1987 yang sudah lama saya gunakan. Waktu itu, pilihan motor 110 CC tak sebanyak sekarang, layaknya senja yang hanya memiliki satu warna.

Baca Juga : Honda Vario 125 CC Pengganti Smash si Gesit Irit

Dan di antara warna-warna itu, Suzuki Smash 110 SR mencuri perhatian, bukan karena harga yang membuat kantong tersenyum, tapi juga karena desainnya yang lincah, seperti melodi yang mengalun di tengah hiruk pikuk kota. Varian yang saya pilih adalah Suzuki Smash 110 SR varian CW dengan warna hitam oranye, dengan velk racing yang membuat makin gagah si Gesit Irit ini.

Tentu saja, ia lebih gagah dibandingkan para pesaingnya, Honda Supra X dan Yamaha Vega. Mereka seperti dua sisi mata uang, sementara Smash hadir sebagai koin dengan ukiran yang berbeda, menawarkan sensasi yang lebih berani.

Ia bukan hanya sekadar kendaraan, tapi juga teman seperjalanan, saksi bisu petualangan-petualangan kecil yang mewarnai hari-hari. Dan hingga kini, di tengah gemerlapnya motor-motor baru, Si Gesit Irit tetaplah bintang yang bersinar di sudut kenangan.

15 Tahun Setia dengan Suzuki Smash 110 SR (2005): Pengalaman, Kendala, dan Kenangan 4

Suzuki Smash 110 SR tahun 2005 dibekali mesin 4-tak, satu silinder, SOHC, berkapasitas 109,1 cc dengan pendingin udara, menghasilkan tenaga maksimal 7,7 daya kuda (ps) pada 7.000 rpm dan torsi maksimal 7,9 Nm pada 5.500 rpm, sistem pengabutannya masih menggunakan karburator, dan transmisinya 4 percepatan

Keunggulan Pertama yang Terasa:

  • Hemat BBM – Konsumsi bahan bakarnya sangat irit, bisa mencapai 50-60 km/liter di jalan rata.
  • Ringan & Gesit – Bobotnya yang ringan membuatnya mudah bermanuver, cocok untuk jalanan sempit.
  • Harga Sparepart Murah – Onderdilnya mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau.

Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa kelemahan mulai terasa.


Kendala Utama Selama 15 Tahun Pakai Smash 110

1. Sering Mati Saat Kehujanan

Masalah klasik yang bikin jengkel maksimal: Smash 110 kesayangan tiba-tiba ngambek pas diguyur hujan deras. Busi kering, kelistrikan oke, eh pas cek karburator, air nyelonong masuk!

Kayak ada kolam renang mini di dalam sana. Bingung juga, dari mana tuh air bisa masuk, kayaknya ada oknum tuyul yang iseng nyemplungin gayung. Solusi sementara, ya kuras aja tuh karburator, buang airnya, baru deh si Smash mau diajak kompromi.

Tapi, ini jelas bukan solusi permanen. Masa iya harus dikasih payung kalau lagi parkir di tempat terbuka. 😀

Ada yang punya ide, kira-kira dari mana sumber airnya? Apa perlu pasang snorkel di karburator biar aman dari banjir dadakan

2. Body Ringkih dan Mudah Copot

Suzuki Smash 110, bebek lawas yang terkenal dengan keiritannya, ternyata punya beberapa titik lemah di sektor bodi. Konstruksi bodi yang cenderung tipis, terutama di bagian tutup samping, jok, dan cover bodi, membuatnya rentan terhadap kerusakan.

Beberapa kali saya temui kasus tutup bodi depan copot akibat guncangan di jalan bergelombang atau benturan ringan. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus, terutama bagi pemilik Smash 110 yang sering beraktivitas di medan yang kurang bersahabat. Perlu perhatian ekstra dalam perawatan dan pemasangan ulang komponen bodi agar lebih kokoh dan tahan lama

Solusi yang Saya Lakukan:

  • Memperkuat Baut & Sekrup – Saya mengganti beberapa sekrup dengan yang lebih kuat dan menambahkan double tape di beberapa bagian bodi.
  • Ganti Sparepart yang Rusak dengan Aftermarket – Beberapa bagian seperti cover bodi saya ganti dengan yang aftermarket yang lebih tebal.

Si Gesit Irit, julukan akrab buat Suzuki Smash 110 ini, ternyata punya riwayat ‘ganti baju’ yang cukup sering. Seingatku, setidaknya sudah tiga kali cover body motor ini diganti. Penyebabnya? Bukan karena bosan dengan warna atau desain, tapi lebih ke masalah teknis.

Yup, pegangan murnya gampang banget patah, dan sayangnya, nggak ada solusi ‘akal-akalan’ yang bisa diterapkan. Alhasil, mau nggak mau, cover body baru jadi pilihan. Buat pemilik Smash 110 lainnya, apakah kalian juga mengalami masalah yang sama? Share pengalaman kalian di kolom komentar!

3. Suspensi Keras & Getaran di Jalan Berlubang

Suzuki Smash 110 SR, legenda bebek yang sayangnya punya karakter suspensi sedikit ‘keras kepala’, terutama saat melibas jalanan berlubang. Efeknya, bantingan terasa kurang bersahabat, dan getaran mesin merambat hingga ke setang, membuat perjalanan jauh jadi tantangan tersendiri bagi pergelangan tangan.

Sensasi ‘tremor’ pun tak terhindarkan, mengurangi kenikmatan berkendara. Namun, di balik ‘kekurangannya’ ini, Smash 110 tetaplah motor yang tangguh dan irit, pilihan tepat bagi mereka yang mengutamakan fungsi dan durabilitas.


Modifikasi Yang Dilakukan

Si Gesit Irit ini memang menggoda untuk di-upgrade, terutama di sektor pengereman. Modifikasi yang dilakukan terbilang simpel, tapi signifikan: penggantian rem belakang dengan disc brake aftermarket. Tujuannya jelas, mendongkrak tampilan agar makin eye-catching.

Namun, di balik tampilan yang makin keren, tersimpan potensi masalah. Disc brake aftermarket, meski menawarkan performa pengereman yang lebih baik, sayangnya tidak semuanya kompatibel dengan standar pabrikan.

15 Tahun Setia dengan Suzuki Smash 110 SR (2005): Pengalaman, Kendala, dan Kenangan 5

Alhasil, seringkali muncul kendala, mulai dari rem blong hingga kampas rem cepat aus. Dan yang paling merepotkan, tidak semua bengkel pinggir jalan punya skill untuk menangani perbaikan disc brake aftermarket. Ini artinya, pemilik Smash harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk servis di bengkel spesialis.

Sempat juga saya iseng ganti knalpot aftermarket yang suaranya bikin kuping tetangga berdengung, ala-ala motor balap liar gitu deh. Tapi, ternyata cuma bertahan sebentar, bro. Bukannya apa-apa, suara bisingnya itu lama-lama bikin kepala pusing, gak nyaman buat dipakai harian.

Akhirnya, balik lagi ke knalpot standar yang adem dan nyaman di telinga. Intinya, gak semua modifikasi itu cocok buat semua orang, kenyamanan tetap nomor satu

Performa & Ketahanan Mesin Selama 15 Tahun

Meskipun ada beberapa kendala, mesin Smash 110 CC ini termasuk bandel. Dengan perawatan rutin (ganti oli, bersihkan karburator, ganti busi), mesin tetap stabil bahkan setelah puluhan ribu kilometer.

Beberapa Catatan Servis & Perbaikan:

  • Oli Rutin Diganti – Saya selalu ganti oli setiap 3.000-3.500 km.
  • Karburator Harus Rutin Dibersihkan – Karena sering bermasalah saat hujan, saya rajin servis karburator.
  • Transmisi Masih Halus – Gigi transmisi tidak pernah bermasalah, meskipun sudah tua.

Masih Layak Dipakai, Tapi Butuh Extra Perhatian

Suzuki Smash 110 CC (2005) adalah motor yang irit dan bandel, tapi punya beberapa kelemahan di bodi dan sistem kelistrikannya. Sampai saat ini Si Gesit Irit ini masih dapat digunakan dan berfungsi normal. Jika Anda masih memakai motor ini, beberapa tips dari pengalaman saya:

  1. Rutin Cek Sistem Pengapian – Pastikan busi, kabel busi, dan koil dalam kondisi baik.
  2. Lindungi dari Air – Tambahkan lapisan pelindung di bagian karburator dan kabel listrik.
  3. Perkuat Body – Ganti baut yang longgar dan gunakan sparepart aftermarket yang lebih kuat.

Meski sekarang sudah beralih ke motor baru, Smash 110 tetap punya kenangan tersendiri. Motor ini mengajarkan saya untuk lebih telaten dalam merawat kendaraan.

Bagaimana pengalaman Anda dengan Smash 110? Share di komentar!


Akhir Kata
Demikian cerita 15 tahun bersama Suzuki Smash 110 CC. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang masih setia menggunakan motor lawas ini. Jika dirawat dengan baik, Smash 110 masih bisa menjadi motor harian yang andal!

Tinggalkan Balasan

*