
Dibawah terik mentari yang menyapa Setu Babakan, perkampungan budaya Betawi yang menawan di Jagakarsa, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, terhidang rasa rindu akan kesegaran. Udara panas seolah menggoda untuk mencicipi hidangan segar nan menggoda selera, seperti Rujak Bebek.
Baca Juga : Shooting Dubi Dubi Dam di RTV Kidzania Jakarta
Bayangkan sensasi pedas dan gurih yang berpadu sempurna di lidah, diiringi kesegaran potongan buah-buahan segar. Rasanya semakin mantap ditemani segelas es kelapa muda yang dingin dan menyejukkan. Hmmm, sungguh perpaduan rasa yang tak terlupakan!
Hehehe.
Bukan Bebek yang Dirujak, Tapi Sensasi Segar yang Bikin Nagih
Rujak Bebek?
Bebek di rujak gitu?
Jangan bayangkan bebek yang diolah menjadi rujak. Rujak Bebek, atau yang juga dikenal dengan nama Rujak Bebeg, Rujak Tumbuk, atau Beubeuk, adalah hidangan salad buah khas Indonesia yang memanjakan lidah dengan perpaduan rasa pedas, manis, dan segar.
Asal-usulnya memang masih menjadi perdebatan, ada yang menyebutkan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Betawi. Namun, yang pasti, hidangan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Indonesia.
Tak apalah. Tak masalah berasal dari mana, tapi jajanan tradisional ini cukup menyegarkan dan enak disantap di siang hari yang panas ini.
Menjelajahi Keunikan Rujak Bebek di Setu Babakan
Saya berkesempatan mencicipi Rujak Bebek di Setu Babakan, sebuah kawasan yang melestarikan budaya Betawi. Di sini, saya menyaksikan langsung bagaimana hidangan ini diracik dengan menggunakan pikulan tradisional yang menjadi ciri khasnya sejak dulu.
Pedagang rujak bebek ini dari dulu memang menggunakan pikulan ketika menjajakan dagangannya. Yang berbeda saat ini adalah tempat penyajiannya. Kalau dulu rujak disajikan dalam pincuk daun pisang, sendoknya pun menggunakan daun pisang.
Namun saat ini, banyak penjual rujak bebek yang menggunakan wadah dan sendok plastik. Alasannya sih biar lebih mudah.
Pedagang rujak ini juga sudah jarang ditemui, salah satu yang saya temui ada di wilayah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini. Masih dengan pikulan dengan warna khasnya dari jaman dulu.
Proses Pembuatan yang Unik dan Tradisional
Nah, berbeda dengan rujak pada umumnya, buah-buahan dalam rujak bebek tidak dipotong kecil-kecil begitu saja. Potongan buah itu lalu dimasukkan kedalam lumpang kayu lalu ditumbuk hingga agak halus.
Proses penumbukan ini ternyata menghasilkan sensasi yang berbeda. Cairan dari buah-buahan yang keluar bercampur dengan bumbu, menciptakan rasa yang lebih meresap dan kaya.
Rahasia Kelezatan Bumbu Rujak Bebek
Buah-buahan yang biasa dipakai dalam rujak bebek biasanya yang bertektur keras antara lain jambu air, mangga muda, pisang muda, lobak, ubi, bengkoang, kedondong, jambu batu, dan nanas muda. Beberapa pedagang ada juga yang menggunakan mengkudu (pace) dalam racikannya.
Bumbu Rujak Bebek terdiri dari cabai, terasi, gula jawa, dan garam. Kombinasi bahan-bahan ini menghasilkan perpaduan rasa yang unik: pedas, manis, pahit, dan gurih. Beberapa pedagang bahkan menambahkan mengkudu (pace) untuk memberikan sentuhan rasa yang khas.
Sensasi Rasa yang Tak Terlupakan
Saat suapan pertama Rujak Bebek menyentuh lidah, saya langsung merasakan kesegarannya yang luar biasa. Rasa manis, pedas, dan asam berpadu sempurna, menciptakan ledakan rasa yang tak terlupakan. Potongan buah-buahan yang segar dan renyah semakin menambah kenikmatan hidangan ini.
Rujak Bebek: Lebih dari Sekadar Hidangan
Rujak Bebek bukan hanya sekadar hidangan. Ia adalah bagian dari warisan kuliner Indonesia yang harus terus dilestarikan. Di tengah gempuran kuliner modern, Rujak Bebek tetap bertahan dan menjadi pilihan favorit bagi mereka yang merindukan cita rasa tradisional.
Yuk, Cicipi Rujak Bebek!
Jika Anda sedang berkunjung ke Setu Babakan, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Rujak Bebek. Rasakan sendiri kesegarannya yang akan membuat Anda ketagihan.
Jangan lupa untuk membawa uang tunai ya, karena biasanya pedagang Rujak Bebek tidak menerima pembayaran dengan kartu.
Selamat menikmati Rujak Bebek!