
Mentari pagi Jakarta menyapa hangat saat kereta Commuterline yang kami tumpangi meluncur mulus, meninggalkan hiruk pikuk Stasiun Lenteng Agung. Satu setengah jam berlalu, dan voila! Stasiun Ancol pun menyambut. Inilah gerbang terdekat menuju keseruan Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya Pintu Timur.
Baca juga : Naik Commuterline ke Ancol
“Asiiiik, sebentar lagi sampai pantai!” seru Azka, matanya berbinar-binar membayangkan pasir putih. Ancol
- Cara ke Pantai Lagoon Ancol dari Stasiun Ancol
- Harga Tiket Masuk Kawasan Taman Impian Jaya Ancol
- Beach Pool (Pantai Lagoon)
- Dermaga Cinta: Lebih dari Sekadar Jembatan
- Dermaga Cinta: Lebih dari Sekadar Jembatan
- Fasilitas Lengkap, Piknik pun Nyaman
- Petualangan dengan Sepeda Listrik dan Janji Air Mancur Menari
Cara ke Pantai Lagoon Ancol dari Stasiun Ancol
Rencana awal kami memang sederhana: berjalan kaki santai selama 11 menit sesuai petunjuk Google Maps menuju Pintu Timur. Namun, kenyataan sedikit berbeda. Alih-alih trotoar yang nyaman, kami justru disambut oleh tepi jalan yang sudah ramai oleh lalu lalang kendaraan pagi itu.
Demi keselamatan dan kenyamanan, pilihan pun mengerucut pada angkot berwarna merah yang sudah setia menunggu di depan stasiun. Hanya dengan Rp 5.000 per orang, petualangan singkat selama lima menit membawa kami lebih dekat ke tujuan.
Tapi, namanya juga petualangan, selalu ada kejutan kecil. Angkot yang kami tumpangi memutuskan untuk “berbelok arah” sejenak dan menurunkan kami di pintu keluar kendaraan bermotor, bukan di gerbang masuk yang seharusnya.
Alhasil, salah satu dari kami, dengan sigapnya, berjalan menuju loket tiket di area gerbang untuk menukarkan tiket online yang sudah kami amankan jauh-jauh hari. Sebuah pelajaran berharga: selalu ada jalan menuju Roma (atau dalam kasus ini, menuju Ancol!).
Harga Tiket Masuk Kawasan Taman Impian Jaya Ancol
Ini dia daftar harga tiket masuk ke Kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Pastikan kamu memeriksa harga terkini melalui situs web resmi mereka, atau temukan promonya disini.
Harga Tiket Masuk Ancol | |
Tiket Orang | Rp. 30.000 |
Tiket Kendaraan Mobil | Rp. 35.000 |
Tiket Sepeda Motor | Rp. 20.000 |
Tiket Kendaraan Listrik | Gratis |





Beach Pool (Pantai Lagoon)
Beach pool atau pantai lagoon merupakan salah satu pantai yang ada di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Pantai-pantai lainnya adalah pantai Festival, pantai Marina, Ancol Beach City, pantai Indah Ancol, pantai Ria, pantai Bende dan pantai Karnaval.
Urusan tiket beres, langkah kaki kami pun riang menuju Beach Pool, atau yang lebih dikenal dengan Pantai Lagoon. Dari Pintu Timur, kami berbelok ke kanan, menyusuri pinggiran pantai yang mulai ramai dengan aktivitas pagi.
Beberapa warga tampak asyik berolahraga, menikmati udara segar pantai sebelum hiruk pikuk pengunjung memadati area ini di akhir pekan atau hari libur.
Kenapa ke Pantai Lagoon?
Pantai Lagoon ini memang punya daya tarik tersendiri, terutama bagi keluarga seperti kami yang membawa anak kecil. Lautnya tenang, nyaris tanpa ombak besar, dan hamparan pasir putihnya begitu menggoda untuk dijadikan arena bermain. Gak ketinggalan ada menara penjaga pantainya. Areanya yang tidak terlalu luas membuat kami lebih mudah mengawasi para krucil yang bermain pasir dan berenang di pantai.
Iya, berenang, walau tidak bisa terlalu jauh ke tengah laut.
“Lihat, Ayah! Aku dapat kepiting kecil!” seru Azka dengan wajah sumringah, memperlihatkan hasil tangkapannya.
Tak hanya kepiting, beberapa ikan kecil pun ikut tertangkap jaring-jaring kecilnya. Kegembiraan anak-anak ini sungguh menular. Tentu saja, setelah puas diamati, semua “hasil tangkapan” itu kami lepaskan kembali ke habitatnya. “Biar bisa besar,” kata Azka dengan bijak.
Yang lebih menyenangkan lagi, tiket masuk Ancol sebesar Rp 30.000 per orang (untuk usia dua tahun ke atas) sudah termasuk akses tanpa biaya tambahan ke pantai Lagoon ini.
Jam Operasional Pantai Lagoon Ancol
Jadi, puaslah kami bermain pasir dan menikmati deburan ombak kecil sepanjang pagi hingga siang hari. Eh enggak seharian deh, jam operasional pantai Lagoon tidak berbeda jauh dengan jam operasional Taman Impian Jaya Ancol.
Weekday (Senin – Jumat)
Pintu Gerbang Ancol | Pukul 05.00 s.d 23.00 WIB |
Kawasan Taman dan Pantai | Pukul 06.00 s.d 24.00 WIB |
Weekend (Sabtu, Minggu dan Libur Nasional)
Pintu Gerbang Ancol | Pukul 05.00 s.d 23.00 WIB |
Kawasan Taman dan Pantai | Pukul 06.00 s.d 24.00 WIB |
Dermaga Cinta: Lebih dari Sekadar Jembatan
Tentu, mari kita kembangkan artikel blog ini dengan sentuhan storytelling:
Petualangan Seru di Ancol: Lebih dari Sekadar Pantai Pasir Putih
Mentari pagi Jakarta menyapa hangat saat kereta Commuterline yang kami tumpangi meluncur mulus, meninggalkan hiruk pikuk Stasiun Lenteng Agung. Satu setengah jam berlalu, dan voila! Stasiun Ancol pun menyambut. Inilah gerbang terdekat menuju keseruan Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya Pintu Timur.
“Asiiiik, sebentar lagi sampai pantai!” seru Azka, keponakan kecilku, matanya berbinar-binar membayangkan pasir putih.
Rencana awal kami memang sederhana: berjalan kaki santai selama 11 menit sesuai petunjuk Google Maps menuju Pintu Timur. Namun, kenyataan sedikit berbeda. Alih-alih trotoar yang nyaman, kami justru disambut oleh tepi jalan yang sudah ramai oleh lalu lalang kendaraan pagi itu. Demi keselamatan dan kenyamanan, pilihan pun mengerucut pada angkot berwarna merah yang sudah setia menunggu di depan stasiun. Hanya dengan Rp 5.000 per orang, petualangan singkat selama lima menit membawa kami lebih dekat ke tujuan.
Tapi, namanya juga petualangan, selalu ada kejutan kecil. Angkot yang kami tumpangi memutuskan untuk “berbelok arah” sejenak dan menurunkan kami di pintu keluar kendaraan bermotor, bukan di gerbang masuk yang seharusnya. Alhasil, salah satu dari kami, dengan sigapnya, berjalan menuju loket tiket di area gerbang untuk menukarkan tiket online yang sudah kami amankan jauh-jauh hari. Sebuah pelajaran berharga: selalu ada jalan menuju Roma (atau dalam kasus ini, menuju Ancol!).
Menyusuri Pantai Lagoon: Surga Pasir Putih yang Ramah Anak
Urusan tiket beres, langkah kaki kami pun riang menuju Beach Pool, atau yang lebih dikenal dengan Pantai Lagoon. Dari Pintu Timur, kami berbelok ke kanan, menyusuri pinggiran pantai yang mulai ramai dengan aktivitas pagi. Beberapa warga tampak asyik berolahraga, menikmati udara segar pantai sebelum hiruk pikuk pengunjung memadati area ini di akhir pekan atau hari libur.
Pantai Lagoon ini memang punya daya tarik tersendiri, terutama bagi keluarga seperti kami yang membawa anak kecil. Lautnya tenang, nyaris tanpa ombak besar, dan hamparan pasir putihnya begitu menggoda untuk dijadikan arena bermain. Yang lebih menyenangkan lagi, tiket masuk Ancol sebesar Rp 30.000 per orang (untuk usia dua tahun ke atas) sudah termasuk akses tanpa biaya tambahan ke pantai Lagoon ini. Jadi, puaslah kami bermain pasir dan menikmati deburan ombak kecil sepanjang pagi hingga siang hari.
“Lihat, Tante! Aku dapat kepiting kecil!” seru Azka dengan wajah sumringah, memperlihatkan hasil tangkapannya. Tak hanya kepiting, beberapa ikan kecil pun ikut tertangkap jaring-jaring kecil kami. Kegembiraan anak-anak ini sungguh menular. Tentu saja, setelah puas diamati, semua “hasil tangkapan” itu kami lepaskan kembali ke habitatnya. “Biar bisa besar,” kata Azka dengan bijak.
Dermaga Cinta: Lebih dari Sekadar Jembatan
Pandangan kami kemudian tertuju pada sebuah dermaga yang membentang anggun dari timur ke barat Pantai Lagoon. Inilah Dermaga Cinta, atau Love Bridge, yang konon bentuknya menyerupai hati jika dilihat dari ketinggian. Benar saja, saat melihatnya di Google Maps, kemiripan itu memang ada!

Kabarnya, di ujung dermaga ini terdapat sebuah spot bernama Dermaga Hati, tempat para pasangan mengabadikan cinta mereka dengan memasang gembok bertuliskan inisial nama. Romantis sekali! Selain itu, sepanjang jembatan ini juga terdapat banyak sudut menarik untuk berfoto ria, sayang rasanya jika tidak mengabadikan momen di sini.
Fasilitas Lengkap, Piknik pun Nyaman
Setelah puas bermain air dan pasir, fasilitas bilas berupa pancuran air yang tersebar di sepanjang pantai menjadi penyelamat. Uniknya, pancuran ini otomatis, air akan menyembur saat ada orang dewasa berdiri di bawahnya. Namun, sepertinya sensornya belum ramah anak-anak, sehingga orang dewasa perlu membantu menggerakkan tangan di bawah pancuran agar airnya keluar.
Selain pancuran gratis, toilet umum yang bersih juga tersedia, sebuah nilai plus yang jarang kami temui di tempat wisata lain. Tak ketinggalan, food court dengan berbagai pilihan makanan siap mengisi perut yang keroncongan.
Meskipun musholla saat kami berkunjung masih berupa tenda, namun tetap memudahkan kami untuk beribadah. Kebersihan area pantai pun cukup terjaga, meskipun masih ada beberapa pengunjung yang kurang peduli dengan sampah.
Kebersihan area pantai juga cukup terjaga. Ada satu dua sampah dari para pengunjung yang belum terlalu peduli dengan kebersihan lingkungan.
Petualangan dengan Sepeda Listrik dan Janji Air Mancur Menari
Sore menjelang, energi anak-anak seolah tak ada habisnya. Kali ini, Azka dan para ibu-ibu mencoba keseruan menyewa sepeda listrik yang ternyata tersedia di area Pantai Lagoon. Entah musiman atau memang ada setiap saat.
Dengan tarif Rp 35.000 per 30 menit, mereka berkeliling menikmati suasana pantai sore. Ada juga penyewaan skuter dengan tarif yang lebih terjangkau, hanya Rp. 25.000 per satu jam nya.
Saat kami bersiap untuk pulang, langkah kaki membawa kami melewati bundaran Symphony of The Sea. Di sana, air mancur menari sudah mulai mempertontonkan keindahannya, bergerak lincah mengikuti irama musik. Terbayang betapa memukaunya pemandangan ini di malam hari dengan hiasan lampu warna-warni.
Perjalanan sehari ini terasa melelahkan, namun hati kami penuh dengan kebahagiaan. Piknik sederhana di Ancol, khususnya di Pantai Lagoon, ternyata menyimpan banyak cerita dan keseruan. Lantas, petualangan ke mana lagi ya selanjutnya?