
Minggu pagi yang cerah, kami sekeluarga bersiap untuk perjalanan kecil. Bukan tamasya, melainkan kunjungan rutin ke RSIA Andhika. Hari itu, Azka, putra kecil kami, akan mendapatkan imunisasi keduanya: BCG dan polio.
Ini adalah langkah penting dalam perjalanan hidupnya, kelanjutan dari imunisasi hepatitis B yang ia terima saat baru lahir.
Imunisasi ini merupakan rangkaian pemberian imunisasi dasar lengkap untuk anak kami.
Imunisasi, sebuah ikhtiar untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan imunisasi ini, kami berharap Azka terhindar dari ancaman tuberkulosis (TBC) dan polio.
Imunisasi BCG
BCG, singkatan dari Bacillus Calmette-Guérin, adalah perisai pertama Azka. Vaksin ini melindunginya dari TBC, penyakit yang tak hanya menyerang paru-paru, tapi juga sendi, tulang, selaput otak, dan ginjal. Penularannya begitu halus, melalui udara, dari percikan batuk atau bersin.
Kalau selama ini saya tahunya tuberkulosis itu identik dengan paru-paru, ternyata tuberkulosis dapat menjangkiti bagian tubuh lainnya. Di antaranya adalah bagian sendi, tulang, selaput otak (meninges) dan ginjal.
Imunisasi BCG diberikan dengan cara di suntik, Azka menerima suntikan kecil di lengan kiri. Kalau info dari dokternya sih, nantinya akan ada bekas luka tetapi tidak besar, dan biasanya di sertai demam setelah imunisasi.
Tapi itu semua demi perlindungan yang lebih besar.
Imunisasi Polio
Selanjutnya, polio. Polio atau poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus.. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini bisa merenggut kemampuan bergerak, bahkan nyawa. Kami tak ingin itu terjadi pada Azka. Virus ini menyerang tenggorokan dan saluran pencernaan, menular melalui cairan dari hidung, mulut, atau kotoran.
Pada penderita, virus ini menyerang bagian tenggorokan dan saluran pencernaan. Penularannya melalui kontak langsung dengan cairan yang keluar dari hidung, mulut atau kotoran (tinja) dari penderita polio.
Pemberian vaksin polio ternyata ada dua macam, dapat melalui oral (mulut) dengan cara di teteskan atau melalui cara disuntik.
Azka beruntung, vaksin polio kali ini diberikan dalam bentuk tetesan manis di mulutnya. Empat kali ia akan menerima tetesan ini sebelum berusia satu tahun. Kasihan jika ia harus disuntik juga, karena sebelumnya sudah disuntik BCG.
Selesai imunisasi, Azka diberikan obat penurun panas berbentuk Paracetamol, dan hanya diberikan ketika terjadi demam setelah imunisasi.
Jadwal pemberian imunisasi berikutnya adalah ketika Azka berumur dua bulan, yaitu bulan Januari 2013.
Kami pulang dengan hati lega. Azka sudah selangkah lebih maju dalam perjalanannya. Semoga ia selalu sehat, kuat, dan bahagia.
Tetap sehat yah anakku.