Karena Semua Butuh Proses

Proses

Dalam hidup tidak ada yang instant, kecuali mie instant.

Eh, mie instant pun perlu proses memasak dan menyajikannya agar dapat dinikmati. πŸ™‚

Belum lagi produksinya.

Seringkali kita suka tidak menghargai sebuah proses, kita lebih sering melihat dan menghargai sebuah hasil.

Karena Semua Butuh Proses 1

β€œFall in love with the process and the results will come.”

Eric Thomas

Ketika ada teman kita yang sukses buka usaha,

“Enak yah punya usaha yang sukses.”
“Dia mah kuat modalnya, mau usaha apa aja juga bisa.”
“Bla…bla…bla…”

Padahal kita tidak tahu betapa sulitnya memulai sebuah usaha, walau hanya sekedar berdagang. Apa iya kita bisa berdagang juga sepertinya?

Jatuh bangunnya, ditipu rekan bisnis, produknya tidak laku, kecurian, mencari karyawan baru, mendidik karyawan baru, semua itu tak nampak oleh kita.

Kita hanya tahunya dia sudah sukses. πŸ™‚

Baca Juga : Cerita Kami Membesarkan Anak Aktif

Proses Tumbuh Kembang Azka

Buat kami, dapat menghargai sebuah proses dimulai ketika memperhatikan tumbuh kembang balita kami. Banyak proses tumbuh kembang balita kami yang saat ini sedang kami nikmati.

Dapat menyaksikan dari yang bisanya hanya menangis saja ketika lahir, dan sekarang sudah mulai masuk TK A. Dari yang susah berbicara, sampai sekarang menjadi sangat-sangat talkative, merupakan nikmat Allah yang tak terkira πŸ™‚

Dan itu tidak pernah berhenti, masuk ke TK pun ia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Proses belajar bukan hanya agar bisa baca, tulis, mengaji, dan menghitung.

Untuk Azka sendiri, dari yang awalnya harus ditemani ibunya di dalam kelas dan sering kali menangis ketika ditinggal oleh ayah/ibunya. Hingga sekarang cukup diantar sampai gerbang TKnya.

Sebuah langkah menuju kemandirian tentunya.

Keberanian Azka pun tumbuh walau dengan perlahan. Berdasar reportase dari guru-gurunya :). Azka yang tadinya pemalu dan lebih banyak menyendiri, sekarang sudah mau bersosialisasi.

Walau masih dengan malu-malu.

Bermain di ayunan, perosotan, atau mainan lainnya pun terkadang menunggu tidak banyak anak-anak lain. Tetapi sekarang sudah ada kawan bermainnya, walau masih dapat dihitung jari.

Dan kami pun berusaha menghargai setiap proses yang dijalani oleh Azka, mengawal tumbuh kembangnya hingga ia dewasa nanti.

Tinggalkan Balasan

*